Minggu, 28 April 2013

Penyesalan Harus di Bayar Dengan Emas !!!

Di ujung selatan kab.ketapang Kalimantan barat ada seorang anak yang memiliki cita-cita besar dan berkeinginan tinggi, anak yang bersahaja ramah serta murah senyum ini di panggil Budi. Budi sekarang sedang duduk di bangku SMA N 1 Kendawangan yang terletak di selatan kabupaten ketapang,Kalimantan Barat. Budi merupakan anak yang selalu riang dan Baik hati selalu banyak teman-teman menyukai si budi, selain karna pintar budi juga merupakan idola yang patut untuk di contoh di sekolahnya, bukan karna mempunyai wajah yang rupawan dan pintar saja tapi karna budi terkenal gigih dan pantang menyerah. Di sekolah Budi merupakan salah satu anak yang berprestasi setiap pembagian raport budi selalu masuk dalam 5 besar nilai terbaik, di satu sisi selain sebagai pelajar anak ini merupakan anak yang mandiri. Sepulang sekolah budi selalu membantu sang ayah di sawah, yang luas sawahnya tidak lebih satu hektar luasnya, budi memiliki 2 orang saudara satu perempuan yang sekarang duduk di bangku SMP, serta memiliki adik laki-laki yang berumur 4 tahun. Sebelum menjadi anak yang baik dua tahu yang silam budi merupakan anak yang nakal seta suka berkelahi, hukuman merupakan hal yang biasa yang di alaminnya.
Semunya berawa dari 2 tahun silam, ibu budi mendapat serangan jatung sehingga budi kehilang ibu yang sangat di cintainya itu, Sewaktu kehilangnya sang ibu budi mengalami depresi berat sehingga sekolah dan aktivitas semuanya terbengkalai, budi sempat tidak keluar rumah selama beberapa bulan dan tidak mau bersosialisasi dengan teman-temannya sering murung dan berdiam diri. Kecewa sedih frustasi marah semuanya bercampuraduk dalam hati budi, karna dulunya budi merupakan anak yang nakal sering membuat ulah serta menyusahkan orang tuanya, sewaktu SMP sampai beranjak kelas X SMA budi anak yang terkenal nakal di sekolahnya, Pernah suatu ketika orang tua budi di panggil oleh pihak sekolah karna budi ketahuan bolos dan berkelahi. Sewaktu itu kepalanya sekolah SMA adalah pak Turiman Saad kepala sekolah yang terkenal galak dan killer. kesekian kalin nya orang tua budi di panggil oleh pihak sekolah, karna ayah budi sedang pergi kesawah akhirnya ibu nya lah yang menggatikannya sang ayah bertemu kepala sekolah, sewaktu itu ibu budi dalam kodisi yang kurang fit sakit dan batuk keras. Dengan kondisi yang kurang fit itu ibu budi menguatkan diri dan segera bersiap-siap pergi untuk menemui kepala sekolah. Dengan baju kumal berkain Plekat “ Sebutan Utk kain Songket “ dan mengenakan syall di leher serta koyo di kepalanya. ibunya langsung berangkat dengan menggukan oplet kesekolah anaknya itu, sesampai di sekolah ibu budi langsung menuju keruangan kepala sekolah, lalu mengetuk pintu Tuk…tuk…tukkk. Assalammualaikum, pak kepala sekolah,“Sambil batuk-batuk Ukhuk…Ukhuk….Ukhuk “ Dan mengelus dada. Kepala Sekolah : Waalaikum salam, Ya Silahkan masuk buk !!! silahkan duduk. Lalu Percakapan pun di mulai. Ibu Budi : Maaf pak !!! “ Dengan suara serak dan terbatuk ibu budi menjawab “ ada gerangan apa bapak memanggil saya. Apakah anak saya berulah lagi pak ??? Kepala sekolah : Iya Bu !!! saya sudah ingatkan Berulang kali kepada ibu “ Dengan Nada Kesal “ agar ibu mengajari anak ibu dengan benar, anak ibu sering sekali berulah di sekolah, sering bolos dan anak yang nilainya terburuk di sekolah ini buk. Ibu Budi : Iya pak, maaf kan saya sebagai orang tua tidak bisa mendidik budi agar bisa menjadi anak yang baik di sekolah. Uhuk….uhuk…uhuk sambil mengelus-ngeluh dadanya. Kepala Sekolah : Saya berharap seperti itu buk, jika anak ibu masih tidak mau berubah dengan berat hati kami dari pihak sekolah akan mengeluarkan anak ibu, saya harap ibu mengerti. Ibu Budi : Iya pak, saya akan coba untuk mengajari budi agar tidak nakal lagi di sekolahnuya pak “ dengan wajah muram dan sedih “, saya pamit dulu pak. Kepala Sekolah : ya silahkan buk !!! Dengan Rawut muka sedih dan kesal terhadap kelakukan anaknya itu ibu budi pulang dari sekolah dan kembali kerumah, sambil merenungkan tindakan anaknya yang nakal itu tanpa sadar air matanya metetes karna tak habis pikir. anak yang dari kandungan dan besarkannya itu sama sekali tidak mau untuk mendengarkan nasihat sang ibu, di hari-hari kedepannya budi melihat sang ibu selalu murung dan bertindak tidak seperti biasanya, ibu yang di kenalnya sangat memperhatikannya dan menyanyanginya berbeda dan tak seperti hari-hari biasanya, terlintas di benakya ingin bertany kepada sang ibu, tapi budi takut ibunya akan balik memarahinya karna kejadian tempo silam yang mentyebabkan ibunya di panggil oleh kepala sekolah. Sambil tergesagesa budi lalu pergi bertemu teman-temannya yang asik ngumpul di pantas dan meneguk minuman keras. Selang beberapa jam turunnya budi dari rumah terdengar bunyi deringan Handphone budi dan tertulis Ani “ Adik Budi “ menelpon . Budi : haalllloo !!!! ada apa dek, abang lagi sibuk nih lagi Fly dengan kawan-kawan abg nih !!! “ Dengan Kodisi Mabuknya “ entar aja yaaaa. Ani : bang cepat pulang,,,!!! Ibu tidak sadarkan diri, sekarang ibu berada di rumah sakit !!! “ dengan nada kawatir “ Budi : Aaahhhhh !!! jangan ngawur kamu tadi ibu sehat-sehat saja !!! Ani : iya benaran bang sumpah !!! ibu sedang pingsan dan tak sadarkan diri. Ayah masih di sawah, saya dengan adik dan paman sedang di rumah sakit. Budi : Haaa, yang bener !!! iya abg segera kerumah sakit, tolong hubungi ayah dek. Budi : Sob, aku pergi dulu ibu sedang tidak sadarkan diri “ Ucap budi kepada teman-temannya yang asik mabuk “ Dengan tergesa-gesa dan dalam kodisi mabuk budi lalu menghidupkan motor untuk menyusul ibunya kerumah sakit, di dengan kodisi kumal dan bau alcohol budi langsung berangkat. Di perjalanan timbul rasa sesal yang mendalam dari hati budi, Mengapa aku tidak mendengarkan pekataan ibu !!! Bu maafkan anak mu ini yang selalu menentang ibu, budi akan berubah asalkan ibu bisa sadar dan bisa berkumpul dengan keluarga lagi “ Ucap Budi di dalam hati “. Setelah 1 jam di perjalanan akhirnya budi sampai di rumah sakit dan budi langsung bertemu adik-adiknya. Ani : Bang abg kemana tadi !!! ibu tidak sadarkan diri. Budi : Maafkan abg dek, abg tidak sempat pamitan tadi dengan ibu, bagaiman kondisi ibu sekarang.??? “ dengan rasa menyesalnya dan menangis “ Ani : Dokter, sedang memeriksa ibu, kata dokter ibu kena serangan jatung bang.!!! “ sambil menangis “ Sambil meratap jendela kaca kamar UGD budi meratap ibunya sedang terbaring dan tak sadarkan diri, Sedih sesal serta amarah membuat air mata budi jatuh bergugurkan, di hatinya budi merasa bersalah dan kecewa. Selang 15 kemudian dokter keluar dari kamar UGD dan budi langsung menyapa sang Dokter. Budi : Dok, Bagaiman kondisi ibu saya dok ??? “ sambil menangis budi bertanya “ lalu jawab Dokter sambil menggelengkan kepala “. Dokter : Maaf Nak !!! ibu mu tidak bisa tertolong lagi, mungkin yang di atas sudah memanggilnya. Lalu jawab budi !!! Budi : Apa dok ??? tolong dok….tolong selamatkan ibu kami !!! Dokter : Dokter hanya diam dan sambil mengelengkan kepala !!! Budi : Budi pun lalu terdiam pula, sambil menyandarkan tubuh di tembok rumah sakit dan tertuduk dengan penuh rasa kecewa yang mendalam. Tak lama kemudian ayah budi yang tadi nya sedang berkerja keras di ladang tiba di rumah sakit, dengan wajah kumal dan serta berkeringat serta muram serta sedih, langsung merangkul budi dan adik-adiknya itu dan berkata kepada anak-anaknya. Ayah : Nak !!! jika memang tuhan itu maha pengasih dan lagi maha penyayang maka ikhlaskan lah ibu itu, karna ini ibu mu sedang berada di surga sambil ternyum bangga melihat anak-anaknya tumbuh besar dan menjadi anak yang baik. Lalu budi Menjawab. Budi : Iya yah, mulai sekarang budi berjanji akan menjadi anak yang baik, berbakti kepada orang tua. Dan budi berjanji akan menjaga adik-adik dan menyekolahkn mereka sampai selesai. Ayah : ayah percayakan kepada mu, jadi orang yang sukses dan jangan pernah sombong. Budi : iya yah, sambil Menggangguk “ budi menjawab perkataan ayahnya “ Setelah kepergian sang ibu mulai saat itu pula budi berjanji untuk berubah lebih baik lagi, budi pun sudah sering sekali belajar dan membantu sang ayah, di pagi harinya budi sudah bangun kebih awal, untuk menyiapkan sarapan pagi seperti yang di lakukan oleh Almarhum ibunya tiap pagi hari menyiapkan sarapan sebelum anak-anaknya itu berangkat sekolah. Tidak seperti biasanya kepala sekolah tercengan melihat perubahan budi, anak yang dulunya sangat nakal dan suka membolos kini menjadi anak yang rajin dan sangat berprestasi. Setiap pembagian raport budi selalu mendapat nilai yang terbaik dan menjadi anak yang berprestasi, setelah tamat dari sekolah dan mendapat beasiswa di perguruan tinggi, budi melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi swasta yang ada di Pontianak, Kalimantan barat. karna cita-citanya dari sejak di tinggalkan sang ibu, budi harus menjadi orang yang sukses dan mampu menyekolahkan adik-adiknya. Sebelum meninggal ibunya pernah berpesan kepada budi “ Nak, jika manusia itu merupakan makhluk tuhan yang paling lemah serta khilaf tentunya ada jalan untuk menuju perbaikan, jika kelak engkau menjadi orang yang sukses jaga adik-adik mu serta majukanlah kampung halaman mu, karna setiap kebahagian ini bukan untuk kita miliki sendiri melainkan harus di bagi untuk semuanya “. Dari pesan sang ibu itu budi menjadikannya pembakar semangat untuk meraih cita-citanya. Seteleh 5 tahun kuliah budi kembali ke kampung halamanya untuk berbakti dan berusaha mewujudkan cita-cintanya dan pesan sang ibu, budi sudah mempersiapkan apa yang akan di lakukannya ketika pulang nanti. Dari mulai membuka usaha kecil-kecilan seperti menjual kerupuk ikan atau membuka tambak atau mebuka toko kecil-kecilan, dari jatuh dari gagal dan tidak untung sama sekali semuanya di rasakan budi, tapi budi masih bisa bangkit dan berdiri tegak, setiap kegagalanya yang di alaminya terlintas pesan-pesan ibunya itu dan menjadi pembakar semangat budi untuk membuktikan bahwasnya budi bisa menjadi orang berhasil pula. 10 tahun kemudian budi sudah menjadi orang sukses dari usaha yang di gelutinya itu. budi sudah bisa membeli rumah, membeli mobil menyekolahkan adik-adiknya serta menaikan haji ayahnya. ketika budi duduk di ruang tamu dan terilihat foto keluarganya dan di tengah-tengah foto itu ada foto ibunya yang sambil tersenyum merangkul adik-adiknya itu. Budi lalu teringat pesan-pesan sebelum ibunya meninggal, tidak terasa air matanya menetes dan terharus bukan karna menyesal atas kesalahan yang telah lalu tapi perasaan bangga yang pada saat ini sudah bisa mewujukan cita-citanya dan pesan dari sang ibu. Terimakasih bu, engkau adalah inspirasi setiap langkahku engkau merupakan cahaya di dalam gelapnya hati ku, ku berharap engkau selalu ada di dalam hati ku ini, terimaksih bu aku sayyang ibu. Cerita ini merupakan cerita fiktif yang di dedikasi untuk para ibu, yang dari mengadung, melahirkan sampai membesarkan kita dengan tidak kenal lelah serta putus asa. Terimasih untuk para ibu di mana pun berada. Penulis : Yunus

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini